SEJARAH PULAU BANYAK BARAT
Oleh M, Hasbi, SH.
Haloban Ibu kota Kecamatan Pulau Banyak Barat terletak di pulau antara Pulau Sumatra dengan pulau Seumeulu. Orang pertama yang mendiami PualuTuangku yang rnama Tutuwon, Tutuaon ini mulanya terdampar di Teluk Nibung kemudiaan berpindah keTulale (Pulau Tuanku) setelah Tutuwoun merasa cocok untuk mecari penghidupan maka dijemputnya keluargadari Teluk Nibung untuk mendiami daerah Haloban tersebut dengan membuka lahan pertaniaan di Tulale (Pulau Tuangku), disinilah babak awal pemukiman di Kepulauan Banyak (Haloban). Berselang beberapa tahun kemudian terjadi sebuah peristiwa peselisihan antara Lawowek dengan Lasengak mereka memper masalahkan tentang siapa diantara mereka yang terlebih dahulu mendiami Haloban (Pulau Tuanku) didalam perselisihan ini Lasengak kalah dan lari hingga ketengah laut antara Pulau Bangkaru dengan Pulau Lasia, kejadian tersebut diketahi oleh Tutuwoun kemudian membawa kedua orang tersebut kerumahnya di Tulale (Pulau Tuanku), sesampai dirumah tamu tersebut disuguhi ubi rebus oleh keluarga Tutuwoen, dengan diberinya ubi rebus diketahuilah bahwa Tutuwuon inilah orang yang terlebih dahulu menempati /mediami Haloban (pulau Tuanku) dengan bukti makanan yang dimakan mereka itu adalah hasil yang ditanam oleh Tutuwoun dengan keluarganya sementara Lawowek dengan Lasengak merupakan pendatang baru yang belum lagi memulai ber cocok tanam , selanjutnya Tutuwuon mengajak kedua orang tersebut ini agar menetap untuk sama sama membuat perkampungan di Tulale(di Pulau Tuanku) tersebut.
Beberapa bulan kemudiaan mereka bertiga mengililingi Pulau Tuanku tepatnya di Air Dingin telihat oleh mereka kepulan asap setelah dihampiri ternyata ada seseorang yang sedang memasak air yang bernama Huta Barat, mereka pun mengajak Hutabarat tersebut untuk menetap di Tulale(Pulau Tuanku).
Tidak begitu lama berselang mereka memeriksa pulau-pulau bertemu dengan seorang orang di Pulau Aisakhu Tua yang bernama Malikul Beraya kemudiaan merekapun mengajak Malikul Beraya untuk menetap di Tulale (Pulau Tuanku).
Seiring waktu terus berjalan penduduk Tulale semakin bertambah pada suatu malam mereka berlima bermusyawarah untuk menentukan sipa yang bisa jadi pemimpin/Raja di Tulale tersebut, namun hasil dari musyawarah tersebut diputuskan mengutus Malikul Baraya untuk menjemput Raja/Sultan ke Pagaruyung (Sumatra Barat) untuk memimpin dan berdaulat di Tulale (Pulau tuanku).
Sesampainya di Pagaruyung Malikul Beraya langsung menemukan Tuanku Sultan yang berdaulat di di Pagaruyung, Maka Tuanku Sultan mengutus Adik Sultan yang paling bungsu yaitu Sultan Malingkar Alam untuk menjadi Pemimpin /Raja di Tulale Pulau Tuanku, selain Sultan Melingkar Alam juga turut didampingi oleh 2 (dua) orang yaitu Imam garang (Malikul Kudus) dan Panglima sebagai pendamping Sultan Melingkar Alam untuk memimpin di Tulale Pulau Tuanku.
Dengan berhasilnya Malikul Baraya membawa Sultan Malingkar Alam, Imam Garang (malikul Kudus) dan seorang Panglima ke Tulale Pulau Tuanku maka berawallah masa kedaulatan di Pulau Tuanku dengan susunan pemerintahannya sebagai berikut :
Sultan/Raja : Sultan Malingkar Alam
Imam Garang : Malikul Kudus.
Khotip : Malikul Baraya.
Panglima : …………………….?
Dibantu oleh Datuk yang Empat yaitu dengan gelar :
Datuk Besar : Tutuwoun
Datuk Maha Raja : Lawowek
Datuk Mudo : Lasengak
Datuk Pamuncak : Hutabarat.
Sebagai pusat pemerintahan pada saat Sultan Malingkar Alam berada di Tulale Pulau Tuanku beberapa tahun kemudiaan Sultan Malingkar Alam meningal digantikan oleh anaknya yaitu Sultan Setangkai Alam pada masa itu pusat pemerintahan berpindah ke Luan Bano tetap di pulau Tuangku, dan setelah beberapa tahun memimpin di Luan Bano Sulatan Setangkai Alam meninggal dunia digantikan oleh anaknya yaitu Sutan Alam.
Sejak Sultan Alam memimpin terjadi perpindahan pusat pemerintahan dari Loan Bano ke Haloban yang sekarang sebagai ibukota Kecamat Pulau Banyak Barat.
Haloban asal kata dari “Alaban” yaitu nama sejenis kayu yang banyak terdapat waktu pembukaan perkampungan Haloban, sewaktu pembukaan ada yang meninggal ditimpa pohon kayu Alaban.
Tidak begitu lama berselang mereka memeriksa pulau-pulau bertemu dengan seorang orang di Pulau Aisakhu Tua yang bernama Malikul Beraya kemudiaan merekapun mengajak Malikul Beraya untuk menetap di Tulale (Pulau Tuanku).
Seiring waktu terus berjalan penduduk Tulale semakin bertambah pada suatu malam mereka berlima bermusyawarah untuk menentukan sipa yang bisa jadi pemimpin/Raja di Tulale tersebut, namun hasil dari musyawarah tersebut diputuskan mengutus Malikul Baraya untuk menjemput Raja/Sultan ke Pagaruyung (Sumatra Barat) untuk memimpin dan berdaulat di Tulale (Pulau tuanku).
Sesampainya di Pagaruyung Malikul Beraya langsung menemukan Tuanku Sultan yang berdaulat di di Pagaruyung, Maka Tuanku Sultan mengutus Adik Sultan yang paling bungsu yaitu Sultan Malingkar Alam untuk menjadi Pemimpin /Raja di Tulale Pulau Tuanku, selain Sultan Melingkar Alam juga turut didampingi oleh 2 (dua) orang yaitu Imam garang (Malikul Kudus) dan Panglima sebagai pendamping Sultan Melingkar Alam untuk memimpin di Tulale Pulau Tuanku.
Dengan berhasilnya Malikul Baraya membawa Sultan Malingkar Alam, Imam Garang (malikul Kudus) dan seorang Panglima ke Tulale Pulau Tuanku maka berawallah masa kedaulatan di Pulau Tuanku dengan susunan pemerintahannya sebagai berikut :
Sultan/Raja : Sultan Malingkar Alam
Imam Garang : Malikul Kudus.
Khotip : Malikul Baraya.
Panglima : …………………….?
Dibantu oleh Datuk yang Empat yaitu dengan gelar :
Datuk Besar : Tutuwoun
Datuk Maha Raja : Lawowek
Datuk Mudo : Lasengak
Datuk Pamuncak : Hutabarat.
Sebagai pusat pemerintahan pada saat Sultan Malingkar Alam berada di Tulale Pulau Tuanku beberapa tahun kemudiaan Sultan Malingkar Alam meningal digantikan oleh anaknya yaitu Sultan Setangkai Alam pada masa itu pusat pemerintahan berpindah ke Luan Bano tetap di pulau Tuangku, dan setelah beberapa tahun memimpin di Luan Bano Sulatan Setangkai Alam meninggal dunia digantikan oleh anaknya yaitu Sutan Alam.
Sejak Sultan Alam memimpin terjadi perpindahan pusat pemerintahan dari Loan Bano ke Haloban yang sekarang sebagai ibukota Kecamat Pulau Banyak Barat.
Haloban asal kata dari “Alaban” yaitu nama sejenis kayu yang banyak terdapat waktu pembukaan perkampungan Haloban, sewaktu pembukaan ada yang meninggal ditimpa pohon kayu Alaban.
Perkembangan selanjutnya dari pemerintahan Sultam Alam di Haloban ini sudah menumbuhkan kampung- kampung baru yaitu Kampung Asantola dan Kampung Lamo, Teluk Nibung dan pulau Balai setelah sultan Alam merasa tidak mampu lagi dalam memimpin karena keadaannya sakit maka diputuskan oleh sulatan Alam sebagai menggantikannya diangkat Sultan Alam yaitu Sutan Umar kemenakannya sendiri yang disepakati oleh Datuk-datuk Yang Empat.
Semenjak Sutan Umar menjadi Raja di Kepulauan Banyak sampai pada tahun 1950 Sutan Umar sakit dibawa berobat ke Sibolga dan meningal dikebumikam disibolga.
Pada Tahun 1951 daerah Pulau Banyak diakui sebagai salah satu wilayah dibawah Residen Aceh Selatan Provinsi Sumatra Utara. Pulau Banyak dipimpin oleh seorang Asiten Wedana bernama Ali Basa yang berkedudukan di Haloban, kemudiaan digantikan oleh Kasem Idris.
Selanjutnya digantikan oleh Asiten Wedana Abdul Foat. Ditangan asisten wedana inilah Pusat Kegiatan Pemerintahan dipindahkan ke Pulau Balai menjadi Ibukota Kecamatan Pulau Banyak.
Kecamatan Pulau Banyak terdiri dari 2 Kemukiman yaitu Kemukimam Haloban dan Kemukiman Pulau Slapan dengan 6 (enam) Desa : Desa Haloban, .Desa Asantola, . Desa Ujung Sialit, . Desa Pulau Balai, Pulau Baguk dan Teluk Nibung.
Pada tahun 1999 Pemekaran Kabupaten Aceh Singkil dengan keluarnya Undang–undang Nomor 14 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Singki, Pulau Banyak merupaka salah satu Wilayah Kecamatan dari Kabupaten Aceh Singkil.
Pada tahun 2001 keluar keputusan Bupati Kabupaten Aceh Singkil Nomor 18 tahun 2001 tentang Pembentuk Kampong Suka Makmur Pemekaran dari Kampong Haloban Kecamatan Pulau Banyak .
Pada tahun 2010 Pemeritah Kabupaten Aceh Singkil mengeluarkan Keputusan mempersiapkan pemekaran Kecamatan Pulau Banyak menjadi 2 (dua) Kecamatan Yaitu Pulau Banyak dengan ibukota Pulau Balai Dan Pulau Banyak Barat dengan Ibukotanya Haloban. Dan mengangkat M. Hasbi, SH sebagai pelaksana tugas Camat Pertama di Kecamatan Pulau Banyak Barat, tidak lama kemudiaan tepat pada Hari Juma’t tanggal 17 Agustus 2010 Ditetapkan Qanun Kabupaten Aceh Singkil Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan Kecamatan Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil. dan M.Hasbi, SH. Tetap sebagai Camat.
Nara Sumber : 1. Sofian Chan ( Kepala Mukim Haloban)
2. Asri ( Panglima Laot Haloban )
3. M. Anif.( mantan Kepala Kampon Haloban &Guru Sekolah Dasar Haloban)
Pengumpul Data : 1. Syukrijal, S,Sos.
Semenjak Sutan Umar menjadi Raja di Kepulauan Banyak sampai pada tahun 1950 Sutan Umar sakit dibawa berobat ke Sibolga dan meningal dikebumikam disibolga.
Pada Tahun 1951 daerah Pulau Banyak diakui sebagai salah satu wilayah dibawah Residen Aceh Selatan Provinsi Sumatra Utara. Pulau Banyak dipimpin oleh seorang Asiten Wedana bernama Ali Basa yang berkedudukan di Haloban, kemudiaan digantikan oleh Kasem Idris.
Selanjutnya digantikan oleh Asiten Wedana Abdul Foat. Ditangan asisten wedana inilah Pusat Kegiatan Pemerintahan dipindahkan ke Pulau Balai menjadi Ibukota Kecamatan Pulau Banyak.
Kecamatan Pulau Banyak terdiri dari 2 Kemukiman yaitu Kemukimam Haloban dan Kemukiman Pulau Slapan dengan 6 (enam) Desa : Desa Haloban, .Desa Asantola, . Desa Ujung Sialit, . Desa Pulau Balai, Pulau Baguk dan Teluk Nibung.
Pada tahun 1999 Pemekaran Kabupaten Aceh Singkil dengan keluarnya Undang–undang Nomor 14 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Singki, Pulau Banyak merupaka salah satu Wilayah Kecamatan dari Kabupaten Aceh Singkil.
Pada tahun 2001 keluar keputusan Bupati Kabupaten Aceh Singkil Nomor 18 tahun 2001 tentang Pembentuk Kampong Suka Makmur Pemekaran dari Kampong Haloban Kecamatan Pulau Banyak .
Pada tahun 2010 Pemeritah Kabupaten Aceh Singkil mengeluarkan Keputusan mempersiapkan pemekaran Kecamatan Pulau Banyak menjadi 2 (dua) Kecamatan Yaitu Pulau Banyak dengan ibukota Pulau Balai Dan Pulau Banyak Barat dengan Ibukotanya Haloban. Dan mengangkat M. Hasbi, SH sebagai pelaksana tugas Camat Pertama di Kecamatan Pulau Banyak Barat, tidak lama kemudiaan tepat pada Hari Juma’t tanggal 17 Agustus 2010 Ditetapkan Qanun Kabupaten Aceh Singkil Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan Kecamatan Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil. dan M.Hasbi, SH. Tetap sebagai Camat.
Nara Sumber : 1. Sofian Chan ( Kepala Mukim Haloban)
2. Asri ( Panglima Laot Haloban )
3. M. Anif.( mantan Kepala Kampon Haloban &Guru Sekolah Dasar Haloban)
Pengumpul Data : 1. Syukrijal, S,Sos.
Referensi.